Langsung ke konten utama

Administrasi Kabupaten Tojo Una-Una: Pilar Utama Pengelolaan Daerah


Togean Project - Kabupaten Tojo Una-Una, yang terletak di Provinsi Sulawesi Tengah, memiliki daya tarik tak hanya dari keindahan alamnya, tetapi juga dari struktur administrasinya yang menjadi fondasi pengelolaan daerah. Dengan luas wilayah mencapai 5.721 km², administrasi Tojo Una-Una terbagi ke dalam 12 kecamatan dan 146 desa/kelurahan, sebuah skema yang dirancang untuk mendekatkan pelayanan publik ke masyarakat.

Sistem administrasi di kabupaten ini berlandaskan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2003 tentang pembentukan Tojo Una-Una sebagai kabupaten baru. Dengan ibu kota Ampana, Tojo Una-Una mengedepankan pelayanan yang transparan dan akuntabel untuk mendukung pembangunan daerah. Struktur pemerintahan daerah ini melibatkan bupati sebagai pemimpin eksekutif, yang dibantu oleh dinas-dinas teknis dalam menjalankan program-program prioritas.

Salah satu kekuatan administrasi Tojo Una-Una adalah fokus pada sektor maritim dan pariwisata. Berbagai kebijakan berbasis ekowisata dan pelestarian laut menjadi prioritas, mengingat kabupaten ini memiliki kawasan Kepulauan Togean yang telah diakui sebagai Taman Nasional. Pendekatan ini mencerminkan adaptasi pemerintah daerah terhadap potensi lokal, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Namun, tantangan tetap ada. Salah satunya adalah penyediaan infrastruktur yang merata, terutama di wilayah kepulauan yang terpencil. Administrasi yang efektif menjadi kunci untuk menjawab persoalan ini. Pemerintah Kabupaten Tojo Una-Una terus berupaya meningkatkan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat guna memastikan pelayanan publik yang optimal.

Dari sisi reformasi birokrasi, digitalisasi mulai diterapkan sebagai bagian dari modernisasi layanan. Sistem informasi berbasis teknologi diharapkan mampu memangkas hambatan administratif, sehingga pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih cepat dan efisien.

Dengan segala potensi dan tantangannya, administrasi Kabupaten Tojo Una-Una menjadi cerminan bagaimana sebuah daerah dapat membangun identitasnya melalui pengelolaan yang strategis dan berbasis potensi lokal. Ke depan, dengan pengelolaan administrasi yang semakin baik, Tojo Una-Una tidak hanya menjadi pusat perhatian wisatawan, tetapi juga menjadi model pengelolaan pemerintahan daerah yang inovatif dan berdaya saing.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dian Ramadhani. H Raih Dua Medali Emas dalam Olimpiade Sains Nasional Awal Tahun (OSN-AT) 2025

Togean Project - Prestasi gemilang kembali ditorehkan oleh Dian Ramadhani. H, mahasiswa Program Studi Biologi Universitas Negeri Gorontalo. Dalam ajang bergengsi Olimpiade Sains Nasional Awal Tahun (OSN-AT) jenjang mahasiswa yang diselenggarakan oleh Festival Olimpiade Sains Nasional (FOSNAS) pada Minggu, 5 Januari 2025, Dian sukses meraih dua medali emas sekaligus. Ajang ini diikuti oleh 10.433 peserta dari seluruh penjuru Indonesia, menjadikannya salah satu kompetisi sains terbesar di awal tahun ini.  Dian mengikuti jenjang mahasiswa dengan bidang Biologi dan Bahasa Indonesia serta berhasil membuktikan keunggulannya dengan menyelesaikan serangkaian soal online yang dirancang untuk menguji kemampuan analisis, pemecahan masalah, dan pemahaman mendalam dalam bidang Sains. Ia mengaku keberhasilannya tidak lepas dari persiapan matang dan dukungan penuh dari keluarga serta dosen pembimbing.  Ajang OSNAT yang diadakan secara daring ini menjadi momentum penting bagi ribuan pelajar ...

Masyarakat Kepulauan Togean Dianggap Berasal dari Keturunan Dewa

Desa Benteng, Kec. Togean Kepulauan Togean yang terkenal dengan keindahan alamnya ternyata menyimpan kisah mitologis yang menarik perhatian. Sebuah legenda yang diwariskan secara turun-temurun menyebutkan bahwa masyarakat Togean adalah keturunan langsung dari makhluk supranatural yang dianggap sebagai dewa. Dikutip dari buku Togean dalam Sejarah, kurang lebih dari 400 tahun yang lalu sebelum ada atau berdirinya kerajaan di Kepulauan Togean, dataran tinggi gunung Benteng yang disebut Dolominon sudah ada didiami oleh manusia sekitar abad 2 s/d 12 M. Menurut bahasa kayori dalam primbon dari masyarakat adat Togean, bahwa manusia pertama merupakan cikal bakal yang mendiami Kepulauan Togean adalah yang berasal dari tetesan Dewata yang turun dari kayangan melalui titian pelangi turun kebumi dikepulauan Togean diatas dataran tinggi gunung Benteng tepatnya “Dolominon”, dan demikian menjelma menjadi manusia. Dan kemudian mereka menamakan dirinya masing-masing: 1. Datu Yangi / Dewa Langit (Laki-l...